Selasa, 02 September 2014

Konsep Teori Pemrosesan Informasi Donald A. Norman (Ahmad Toni)

 Konsep Teori Pemrosesan Informasi Donald A. Norman
Ahmad Toni
Dirangkum dari beberapa sumber

Teori Donald A. Norman tentang belajar diuraikan dalam beberapa pokok bahasan yaitu:
Hukum Belajar, yang meliputi:
1)    Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship). Suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya
2)    Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning). Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai dua bagian: Pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan.
3)    Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback). Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut
Model Belajar
Dalam pembahasan  tentang model- model belajar, Rumelhart and Norman (1981) memperlihatkan kedekatan hubungan antara pendekatan proses informasinya (information processing approach) dan pandangan Piaget tentang pengembangan pengetahuan (developmental knowledge). Adapun model- model belajar yang diuraikan  dalam pemikiran Donald A. Norman sebagai berikut:
1)    Accretion (Pertumbuhan). Accretion merupakan proses penambahan pengetahuan pada skemata yang ada, tanpa mengubah strukturnya dalam cara-cara yang mendasar. Contoh belajar mengendarai mobil yang sebelumnya tidak bisa mengendarainya. Norman (1982) menulis, agaknya kita telah memiliki kerangka pengetahuan tentang struktur automobil dan mekaniknya. Namun, kita masih harus belajar tentang mobil baru dan bagian-bagiannya yang penting. Sebagaimana mobil kita memasukkan aspek-aspek baru ke dalam memori sesuai dengan bentuk maupun caranya.
2)    Structuring (Penyusunan). Ketika keberadaan skemata tidak dapat berhubungan dengan lingkungan secara efektif. Maka Norman menunjukkan kepada belajar skemata sebagai struktur.
3)    Tuning (Penyelarasan). Merupakan penyesuaian suatu skemata pada suatu jenis situasi hubungan yang luas. Tuning mencoba memasukkan hal yang tidak baik pada bentuk yang sempurna dan ini menunjukkan keterlambatan jenis belajar. Dalam proses ini dituntut untuk selalu menyelaraskan dengan yang lebih mampu, yang tidak baik harus selaras dengan yang ahli. Hal ini tidak mudah dan akan membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelaraskannya.
4)    Learning by analogy (pembelajaran dengan analogi). Model ini menurut Norman bahwa belajar skemata baru selalu dihubungkan dengan skemata yang sudah ada. Dalam proses ini beranggapan bahwa skemata yang ada merupakan suatu analogi yang sempurna untuk yang lain.
Memory (Ingatan)
Memori adalah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat pada otak.  Menuut Ellis dan Hunt, memory atau ingatan menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information overtime). Hampir semua aktifitas manusia selalu melibatkan aspek ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses kognitif manusia. Memory yang baik memiliki sifat- sifat diantaranya yaitu: cepat dan mudah mencamkan, setia, teguh dan luas dalam menyimpan, dan siap atau sedia dalam mereproduksi kesan- kesan.
Menurut Norman bahwa terdapat tiga hal yang harus dikelola untuk mengingat dengan sukses, yaitu menerima (acquisition), menyimpan (retention) dan mengingat kembali (retrieval). Istilah lain yang digunakan untuk menamakan ketiga istilah tersebut yaitu: memasukkan (encoding), menyimpan (strorange), menimbulkan kembali (retrieval). Dalam buku An Introduction To Theories Of Learning dijelaskan bahwa ada tiga tipe memori, yaitu: Sensory Memory, Short Term Memory, Long Term Memory. Adapun penjelasannya sebagai berikut:  
1)    Sensory Memory. Memori sensoris yaitu memori yang mempertahankan atau menyimpan informasi dari luar dalam bentuk sensori aslinya hanya selama beberapa saat atau sepersekian detik. Sensory Memory ini merupakan sel pertama kali informasi diterima dari luar.
2)    Short Term Memory . Short Term Memory adalah sistem memori berkapasitas terbatas, dimana informasi dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi itu diulang atau diproses lebih lanjut, di mana dalam kasus itu daya tahan simpanannya dapat lebih lama. Memori jangka pendek berfungsi sebagai pusat kontrol kognitif untuk perhatian, karena memori jangka pendek menentukan ke mana perhatian diarahkan, bagaimana pengkodean input baru, dan bagaimana terlibat dalam proses pengulangan. Memori jangka pendek dibagi menurut jenis sensori penerima terdiri dari: visual, auditori, tekstual, kinestetik, dan penciuman.
3)    Long Term Memory. Long Term Memory adalah tipe memori yang menyimpan banyak informasi selama periode waktu yang lama secara relatif permanen. Ingatan memori jangka panjang bisa bertahan selama berjam- jam, berhari- hari, berbulan- bulan atau bahkan bertahun- tahun.
Berkaitan dengan ketiga jenis memori di atas, maka peserta didik dalam proses pembelajaran memanfaatkan ketiga memori tersebut. Seperti contoh: Peserta didik menerima pelajaran tentang “Allah”, maka mula- mula informasi dan pengetahuan tentang “Allah” akan masuk ke dalam short term memory melalui indera mata (dengan cara melihat simbol/ tulisan Allah) atau telinga siswa tersebut (dengan cara mendengar sebutan nama Allah). Kemudia, informasi mengenai Allah itu diberi kode misalnya dalam bentuk simbol- simbol A-L-L-A-H. Setelah selesai proses pengkodeaan (encoding), informasi itu masuk dan tersimpan di dalam long term memory.
Suatu kelak, apabila peserta didik memerlukan informasi mengenai ‘Allah”, misalnya untuk menjawab pertanyaan “siapakah pencipta alam semesta?’’, maka memori akan kembali bekerja atau berproses mencari respon dari kumpulan item- item informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam salah satu skema  yang relevan.  Proses pencarian respons yang dilakukan siswa untuk memperoleh jawaban mengenai siapa pencipta alam semesta jika sukses, maka ia akan berkata “Allah’. Inilah peristiwa kognitif yang disebut recall atau retrieval, yaitu hal memperoleh kembali informasi yang terstruktur dalam sistem skema- skema yang terdapat dalam ranah cipta siswa.
Ragam Memory Berdasarkan Jenis Informasi Yang Disimpan
Disimpan dari sudut jenis informasi dan pengetahuan yang disimpan, memori manusia terdiri dari dua macam, yaitu:
1)    Semantic memory, yaitu memori khusus yang menyimpan arti- arti atau pengertian- pengrtian.
2)    Episodic memory, yaitu memori khusus untuk menyimpan informasi tentang peristiwa- peristiwa.
Peristiwa Lupa dalam Belajar
Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa- apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Menurut Gulo dan Reber yang dikutip oleh Muhibbin Syah, bahwa lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita. Adapun faktor- faktor penyebab lupa diantaranya adalah:
1)  Gangguan konflik antara item- item informasi atau materi yang ada dalam sistem memori.
2)  Karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja ataupun tidak.
3)  Karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.
4)  Perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dingat kembali.

5)  Perubahan urat syaraf otak. Berkaiatan dengan beberapa faktor penyebab lupa di atas, ada 2 teori yang membahas tentang peristiwa lupa. Yaitu:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih. segera saya akan konfirmasi.